Friday, December 20, 2013

Keputihan Tak Sembuh-sembuh? Waspada Kanker Serviks


Foto : http://images.detik.com/content/2013/12/20/763/080529_vagina.jpg

Jakarta, Kanker serviks disebut silent disease karena penyakitnya berjalan lambat dan tidak menunjukkan gejala khas pada saat stadium awal. Namun bila wanita mengalami keputihan yang tak kunjung sembuh, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter dan melakukan pemeriksaan kanker serviks.

Kanker serviks adalah kanker yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang menyerang serviks atau leher rahim dan membutuhkan proses yang panjang antara 3-20 tahun untuk menjadi sebuah kanker yang diawali dengan infeksi. Hal inilah yang menyebabkan hampir 80 persen kasus yang ditemukan sudah dalam stadium lanjut.

Kanker serviks juga merupakan penyakit yang berjalan lambat (silent disease)sehingga pada stadium pra kanker dan kanker stadium awal tidak menimbulkan gejala atau keluhan sama sekali.

"Pada stadium awal hanya keputihan saja. Bleeding (perdarahan) pada saat berhubungan seks baru terjadi pada stadium III B, saat sudah parah," jelas dr Fitriyadi Kusuma, SpOG (K), konsultasi kanker kandungan dan staf pengajar FKUI di Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi, dalam acara SOHO #BetterU: Hari Ibu, di Hotel Akmani, Jl Wahid Hasyim 91, Jakarta, dan ditulis pada Jumat (20/12/2013).

Menurut dr Fitriyadi, tidak ada gejala khas pada kanker serviks stadium awal. Namun keputihan yang tidak kunjung sembuh meski sudah diobati bisa menjadi 'alarm' adanya infeksi di leher rahim yang mengarah pada kanker serviks.

Keputihan tersebut biasanya terjadi berulang-ulang, berbau dan tidak dapat sembuh dengan pengobatan biasa. Pada stadium lanjut, akan mengalami rasa sakit pada bagian paha atau salah satu paha mengalami pembengkakan, nafsu makan menjadi berkurang, berat badan tidak stabil, susah buang air kecil dan mengalami pendarahan spontan.

"Karena gejalanya tidak khas, banyak yang datang ke rumah sakit pada stadium yang sudah parah. Karena itu, penting melakukan skrining tiap tahun minimal IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) atau pap smear," tutur dr Fitriyadi.

(mer/vta)

Merry Wahyuningsih - detikHealth

http://health.detik.com/read/2013/12/20/080415/2447320/763/keputihan-tak-sembuh-sembuh-waspada-kanker-serviks?l992203755









Monday, December 16, 2013

Alasan Wanita Menggemuk Setelah Menikah dan Cara Mengatasinya

img
Foto : dok. Thinkstock


Jakarta - Sebuah penelitian membuktikan, wanita yang sudah menikah rata-rata mengalami pertambahan jumlah lemak sekitar 63 persen di tiga tahun pertama setelah pernikahan. Kegemukan setelah menikah ditunjang dari perubahan gaya hidup dan lebih cuek dengan penampilan. Dikutip Red Book, ini beberapa alasan wanita menjadi gemuk setelah menikah dan tips untuk mengatasinya. 

1. Mengikuti Gaya Hidup Suami
Saat Anda single, Anda dapat memakan apa saja, seperti mie instan atau semangkuk sereal untuk mengisi perut. Setelah menikah, semua ini akan berubah. Anda sudah mempunyai suami yang harus diperhatikan termasuk makanannya. Penelitian menunjukan bahwa pasangan menikah biasanya mencocokkan selera keduanya. Selera suami bisa saja membuat Anda lebih banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak dan gula.

Cara mengatasi:
Buat menu masakan yang meningkatkan jumlah serat sayuran daripada karbohidrat seperti pemakaian tepung atau roti. Sebaiknya Anda juga lebih banyak mengonsumsi buah.

2. Memiliki Anak 
Anda dapat mengalami kenaikan berat badan yang drastis setelah melahirkan. Biasanya, berat badan wanita naik 3 hingga 10 kg pasca persalinan. Kenaikan akan terus meningkat setelah anak semakin tumbuh. Pasangan yang sudah mempunyai anak bisa mengonsumsi 34 gram lemak dalam seminggu dibanding dengan pasangan yang belum punya anak. Kesibukan mengurus pekerjaan dan keluarga bisa membuat Anda mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, seperti pizza atau burger.

Cara mengatasinya:
Sediakan masakan yang sehat, seperti sayuran, beras merah, dan daging ayam atau ikan setiap akhir pekan. Atau coba tips-tips memasak makanan sehat dari internet atau media lain. 

3. Bersantai dan Makan
Setelah baru menikah, Anda pasti ingin selalu berduaan dengan suami, apalagi di waktu santai. Mungkin membaca buku di sofa atau menonton televisi berdua di rumah akan menciptakan suasana yang hangat. Namun, tidak sedikit wanita yang membawa makanan kecil sebagai cemilan pada saat bersantai dengan pasangan. "Sebagian besar waktu bersama pasangan digunakan untuk bermesraan di rumah dan selalu melibatkan makanan ketika berdua," ujar Jeffrey Sobal, Ph.D., seorang ahli nutrisi di Cornell University, Ithaca, New York.

Cara mengatasinya:
Jangan khawatir mengurangi waktu berduaan agar Anda tidak tampil gemuk setelah menikah. Anda dapat menciptakan momen kebersamaan dengan jogging pagi dan sore hari, bersepeda bersama, atau mungkin jalan-jalan setelah makan malam, di luar kegiatan seks Anda dan pasangan.

4. Tidak Punya Waktu untuk Diri Sendiri
Waktu Anda sehari-hari disibukkan dengan berbagai macam aktivitas. Dari mulai mengurus keluarga, pekerjaan, dan kegiatan lain yang buat Anda lupa mengurus diri. Makanan yang Anda konsumsi juga tidak diperhatikan.

Cara mengatasinya:
Ramona Braganza, seorang pelatih olahraga pribadi Kate Beckinsale dan brand ambassador dan Gold's Gym, menyarankan: "Cari waktu satu hari untuk membakar kalori Anda. Mungkin Anda bisa mengikuti kelas Gym setiap minggu. Atau Anda juga dapat melakukan latihan aeorbik selama 20 menit setiap minggunya."

(kik/kik)


Kiki Oktaviani - wolipop

http://wolipop.detik.com/read/2013/12/15/140542/2442461/854/alasan-wanita-menggemuk-setelah-menikah-dan-cara-mengatasinya?w992201835