Sunday, December 22, 2013

Perempuan 40 Tahun Rentan Terkena Kanker Payudara

Kanker payudara (ilustrasi).
Foto : http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/kanker-payudara-ilustrasi-_120802191137-724.jpg

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) Drajat Ryanto Suardi mengatakan perempuan yang berumur 40 tahun ke atas rentan terkena penyakit kanker payudara.

"Kaum perempuan yang berusia 40 tahun ke atas memiliki risiko besar terkena kanker payudara karena perjalanan penyakit kanker tersebut memakan waktu cukup panjang. Mulai dari fase induksi, insitu, invasi dan diseminasi," ujar Drajat di Jakarta, Sabtu.

Dari fase induksi hingga ke insitu bisa memakan waktu 20 tahun. Kemudian fase invasi hingga 3 tahun. "Baru kemudian memasuki fase diseminasi atau menyebar," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, bagi perempuan yang memasuki usia tersebut perlu melakukan pemeriksaan, baik dengan mamografi ataupun metode Clinical Breast Examination (CBE) yang dilakukan tenaga kesehatan terlatih.

"Jika usia sudah 40 tahun, silakan dilakukan pemeriksaan selama tiga tahun berturut-turut. Jika tidak baru dilakukan tiga tahun sekali," jelas dia.

Penyakit kanker payudara bisa disebabkan berbagai faktor yakni internal dan eksternal.
Internal bisa disebabkan genetik maupun hormon estrogen. Sementara eksternal bisa disebabkan biologis, kimiawi, dan fisik."Bisa disebabkan makanan berpengawet, rokok, dan sebagainya," kata dia.

Sementara itu, Kepala Sub Dit Penyakit Kanker Kemenkes Niken Wastu Palupi mengatakan kasus kanker payudara berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mencapai 1,4 persen per 1.000 orang.

Hingga saat ini, belum ditemukan obat pencegah kanker payudara. Berbeda dengan kanker mulut rahim yang sudah ditemukan vaksinnya.

Untuk itu, Niken mengharapkan para perempuan untuk melakukan deteksi dini, baik di rumah sakit maupun di puskesmas.

Redaktur : Taufik Rachman
Sumber : antara

http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/13/12/21/my5eqm-perempuan-40-tahun-rentan-terkena-kanker-payudara






Friday, December 20, 2013

Keputihan Tak Sembuh-sembuh? Waspada Kanker Serviks


Foto : http://images.detik.com/content/2013/12/20/763/080529_vagina.jpg

Jakarta, Kanker serviks disebut silent disease karena penyakitnya berjalan lambat dan tidak menunjukkan gejala khas pada saat stadium awal. Namun bila wanita mengalami keputihan yang tak kunjung sembuh, ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter dan melakukan pemeriksaan kanker serviks.

Kanker serviks adalah kanker yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang menyerang serviks atau leher rahim dan membutuhkan proses yang panjang antara 3-20 tahun untuk menjadi sebuah kanker yang diawali dengan infeksi. Hal inilah yang menyebabkan hampir 80 persen kasus yang ditemukan sudah dalam stadium lanjut.

Kanker serviks juga merupakan penyakit yang berjalan lambat (silent disease)sehingga pada stadium pra kanker dan kanker stadium awal tidak menimbulkan gejala atau keluhan sama sekali.

"Pada stadium awal hanya keputihan saja. Bleeding (perdarahan) pada saat berhubungan seks baru terjadi pada stadium III B, saat sudah parah," jelas dr Fitriyadi Kusuma, SpOG (K), konsultasi kanker kandungan dan staf pengajar FKUI di Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi, dalam acara SOHO #BetterU: Hari Ibu, di Hotel Akmani, Jl Wahid Hasyim 91, Jakarta, dan ditulis pada Jumat (20/12/2013).

Menurut dr Fitriyadi, tidak ada gejala khas pada kanker serviks stadium awal. Namun keputihan yang tidak kunjung sembuh meski sudah diobati bisa menjadi 'alarm' adanya infeksi di leher rahim yang mengarah pada kanker serviks.

Keputihan tersebut biasanya terjadi berulang-ulang, berbau dan tidak dapat sembuh dengan pengobatan biasa. Pada stadium lanjut, akan mengalami rasa sakit pada bagian paha atau salah satu paha mengalami pembengkakan, nafsu makan menjadi berkurang, berat badan tidak stabil, susah buang air kecil dan mengalami pendarahan spontan.

"Karena gejalanya tidak khas, banyak yang datang ke rumah sakit pada stadium yang sudah parah. Karena itu, penting melakukan skrining tiap tahun minimal IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) atau pap smear," tutur dr Fitriyadi.

(mer/vta)

Merry Wahyuningsih - detikHealth

http://health.detik.com/read/2013/12/20/080415/2447320/763/keputihan-tak-sembuh-sembuh-waspada-kanker-serviks?l992203755