Tuesday, August 26, 2014

Rasa Gurih Bisa Bantu Turunkan Nafsu Makan


Foto : Shutterstock

KOMPAS.com - Manis, asam, asin, dan pahit adalah varian rasa yang paling umum dirasakan oleh lidah. Apakah Anda pernah mendengar istilah umami?  Ternyata ada satu lagi rasa yang bisa dicecap lidah, yang kita kenal dengan rasa gurih atau umami. 
Rasa gurih ini, umumnya didapatkan dari tambahan monosodium glutamat (MSG) ke dalam masakan, untuk meningkatkan nafsu makan. Namun, menurut studi terbaru yang dimuat dalam American Journal of Nutrition, umami dalam MSG juga bisa mengenyangkan, sehingga membuat Anda makan lebih sedikit dan bisa membantu program diet.

Penelitian ini dilakukan terhadap 26 peserta, mereka diberikan dua cangkir sup rendah kalori atau tinggi kalori, karbohidrat tinggi, dan tinggi protein. Peserta dibagi menjadi dua kelompok. Pada kelompok pertama, mereka harus menghabiskan sup yang mengandung MSG dan enzim. Lalu, kelompok kedua, diharuskan menyantap sup tanpa enzim.

Semua sup dikonsumsi setelah sarapan dan sebelum makan siang, selama empat hari berturut-turut. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa kelompok responden yang mengonsumsi makanan dengan tambahan MSG dan enzim, makan lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak menggunakan MSG-enzim.
Namun dalam perkembangannya, penggunaan MSG yang berlebihan dalam masakan berisiko tinggi terhadap kesehatan.  
Tujuan dari penelitian ini untuk membuktikan apakah rasa gurih bisa menurunkan berat badan, atau tidak. Lebih dari itu, ditemukan pula bahwa selain dari MSG, rasa gurih atau umami juga bisa didapatkan dari berbagai macam sayuran. Beberapa di antaranya,  kaldu, kerang, udang, kecap ikan, kecap asin, rumput laut, tomat, bawang putih, keju, santan, jamur, dan terasi.


Sumber :

Penulis :
Christina Andhika Setyanti
Editor :
Syafrina Syaaf


Saturday, August 23, 2014

Mau Langsing? Gunakan Kendaraan Umum


Foto : http://assets.kompas.com/data/photo/2014/08/21/1520425shutterstock-151922723780x390.jpg

KOMPAS.com - Keputusan memilih moda transportasi yang digunakan ternyata punya kaitan dengan usaha menurunkan berat badan. Peneliti asal London menemukan, orang yang menggunakan transportasi umum seperti bus atau kereta, rata-rata bertubuh lebih langsing daripada mereka yang mengendarai kendaraan pribadi.
Studi yang dipublikasi secara online dalam British Medical Journal tersebut melibatkan lebih dari 15.000 orang peserta. Dalam studi tersebut, peneliti mengukur indeks massa tubuh peserta, untuk laki-laki rata-ratanya 28 dan untuk perempuan adalah 27. IMT merupakan angka kisaran jumlah lemak tubuh dengan menggunakan perbandingan antara berat dan tinggi badan. Orang yang memiliki IMT 25-29,9 dinilai sudah kelebihan berat badan.
Peneliti asal University College London dan London School of Hygiene and Tropical Medicine menemukan, jika dibandingkan dengan orang yang mengendarai kendaraan pribadi, orang yang terbiasa menggunakan transportasi publik rata-rata memiliki skor IMT yang lebih rendah.
Rata-rata pria yang menggunakan moda transportasi umum memiliki skor IMT sekitar satu poin di bawah mereka yang mengendarai kendaraan pribadi. Hasil IMT lebih kecil ini ternyata juga berlaku pada mereka yang terbiasa berjalan dan mengendarai sepeda. Jika disetarakan dengan berat badan, maka satu poin IMT adalah sekitar tiga kilogram.
Sementara itu, wanita yang menggunakan transportasi publik memiliki IMT yang lebih kecil 0,7 poin dibandingkan dengan mereka yang mengendarai kendaraan pribadi ke tempat kerja. Rata-rata ini setara dengan 2,5 kilogram.
Peneliti berharap, hasil temuan studi ini dapat memberikan implikasi penting terkait transportasi dan kebijakan di bidang kesehatan. "Ada banyak manfaat dari mengganti pilihan ke moda transportasi umum," ujar peneliti.
Ellen Flint, peneliti di London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan, ada perbedaan besar yang terlihat bagi mereka yang terbiasa menggunakan kendaraan pribadi dengan yang menggunakan transportasi umum. Bahkan perbedaannya lebih terlihat daripada orang yang hanya fokus berdiet dan melakukan aktivitas fisik untuk mencegah kelebihan berat badan dan obesitas.
Kendati tidak membuktikan hubungan sebab-akibat, namun berjalan dan bersepeda ke tempat kerja bisa menjadi salah satu strategi untuk mengurangi epidemi obesitas yang meningkatkan risiko penyakit degeneratif.
Penulis : Unoviana Kartika
Sumber :
Editor :
Lusia Kus Anna