Tuesday, June 10, 2014

Hanya Perlu 30 Menit Sehari, Ini Manfaat Menggerakkan Tubuh Bagi Kesehatan

img
Foto : Dok.thinkstock

Jakarta - Kesadaran orang untuk bergerak secara aktif masih cukup rendah. Menurut penelitian yang dilakukan Andrew Lepp, Jacob Barkley and Aryn Karpinski dari Kent State University, Ohio, 82 persen mahasiswa memilih membuka laptop, memainkan smartphone atau menatap layar komputer saat waktu istirahat.

Rata-rata lima jam sehari, waktu istirahat mereka dihabiskan untuk duduk-duduk sambil online di internet ketimbang melakukan aktivitas fisik seperti bermain basket atau futsal. Padahal membiasakan tubuh untuk bergerak sangat penting bagi kesehatan dan jaminan umur panjang.

Tidak aktif bergerak bisa menimbulkan berbagai penyakit seperti obesitas, diabetes, hipertensi, penyakit jantung, osteoporosis dan jenis penyakit tidak menular lainnya. Data dari World Health Organization menunjukkan, lebih dari 60 persen penyebab kematian di dunia adalah akibat penyakit tidak menular seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

Kurang aktivitas fisik, berada di peringkat keempat sebagai penyebab kematian di dunia. Apakah aktivitas fisik itu? Dijelaskan dokter spesialis olahraga Dr. Ade Jeanne D.L. Tobing, SpKO., aktivitas fisik merupakan segala bentuk pergerakan tubuh akibat kontraksi otot rangka yang menyebabkan terjadinya peningkatan pengeluaran energi. 

Aktif secara fisik bisa membantu mengurangi risiko penyakit jantung koroner, juga menjaga bentuk berat tubuh tetap ideal. Pada anak-anak, manfaat aktivitas fisik lebih penting lagi karena masih dalam tahap pertumbuhan. Namun menurut Canadian Fitness and Lifestyle Research Institutute, jumlah anak yang tidak aktif secara fisik semakin banyak dan ini menyebabkan peningkatan kasus obesitas secara signifikan. 

Malas bergerak dan sibuk bekerja kerap menjadi alasan utama anak maupun kebanyakan orang dewasa kurang aktivitas fisiknya. Padahal aktivitas yang dilakukan tidak harus selalu yang sifatnya 'berat' dan durasinya lama. Ade menyebutkan, seseorang harus bergerak secara aktif minimal 30 menit sehari.

"Waktu 30 menit itu wajib untuk menjaga kesehatan secara umum," jelas lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini, dalam acara peluncuran kampanye 'Feel the Power of the Sun' yang diadakan Zespri di Rumah Ranadi, kawasan Cilandak Timur, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Rekomendasi dari American College of Sports Medicine dan American Heart Association, aktivitas fisik sebaiknya dilakukan minimal lima kali seminggu dengan intensitas sedang. Misalnya jalan cepat, berenang, bersepeda, senam, berlari atau bermain-main di taman. Pada orang dewasa, harus melakukan aktivitas fisik jenis aerobik dengan intensitas sedang minimal 150 menit per minggu, atau intensitas tinggi (muaythai, push-up, angkat beban, treadmill, sepeda statis) minimal 75 menit dalam seminggu.

"Aktivitas fisik seperti cuci mobil, menyapu, cuci piring dan kegiatan ringan lainnya penting untuk menjaga kesehatan secara umum. Sedangkan aktivitas fisik dengan exercise atau fitnes untuk kesehatan jantung, paru-paru dan membentuk otot-otot perut," tuturnya.

Hestianingsih - wolipop

(hst/hst)





Monday, June 9, 2014

Waspada, Gadget Bisa Picu Kegemukan


Paparan cahaya dari smartphone bisa meningkatkan rasa lapar dan menurunkan rasa kantuk pada malam hari.
Foto : www.personal.psu.edu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan berbagai gadget seperti komputer, tablet, dan ponsel pintar pada malam hari dapat menyebabkan bertambahnya berat badan hingga menyebabkan kegemukan.

Penelitian yang dilakukan peneliti dari Universitas Northwestern di Chicago, Amerika Serikat itu menemukan adanya hubungan antara paparan cahaya biru yang dipancarkan oleh smartphone dan tablet dengan peningkatan rasa lapar.

Para peneliti mengatakan bahwa paparan cahaya yang dikeluarkan layar gadget dapat meningkatkan rasa lapar selama beberapa jam, dan bahkan meningkatkan rasa lapar walaupun pengguna sudah menyantap makanan. Hal itu berarti membuat seseorang cenderung makan lebih banyak dan lebih mungkin untuk menambah berat badan.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa paparan cahaya biru yang dikeluarkan gadget terkait dengan peningkatan rasa lapar yang dimulai 15 menit setelah gadget dinyalakan, dan masih meninggalkan efek hingga dua jam setelah makan.

Selain itu, paparan cahaya biru dari gadget juga sudah terbukti menurunkan rasa kantuk pada malam hari sehingga meningkatkan risiko insomnia.

Peneliti Ivy Cheung dari Universitas Northwestern mengatakan, setiap tiga jam paparan cahaya biru dari gadget di malam hari berakibat akut meningkatkan rasa lapar dan metabolisme glukosa.

"Hasil penelitian ini penting karena menunjukkan bahwa manipulasi paparan cahaya dalam lingkungan sehari-hari manusia dapat menjadi pendekatan baru untuk mempengaruhi pola asupan makanan dan metabolisme," kata Cheung.

Dailymail melaporkan hasil temuan penelitian itu diterbitkan dalam jurnal ilmiah "Sleep" dan ditampilkan pada pertemuan tahunan Associated Professional Sleep Societies di Minneapolis.

Cheung mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan mekanisme aksi yang melibatkan hubungan antara paparan cahaya, rasa lapar, dan metabolisme.