Saturday, January 4, 2014

Ingin Langsing? Kunyahlah Makanan Perlahan


Foto : Shutterstock 



Kompas.com - Mengonsumsi makanan dengan pelan bukan hanya membuat kita bisa menikmati rasa makanan dengan baik, tapi juga membantu mengurangi asupan kalori yang masuk. Dengan demikian berat badan bisa terjaga.

Selebriti yang juga terkenal akan gaya hidup sehatnya, Gwyneth Paltrow, berulang kali dalam setiap wawancara menyebutkan salah satu rahasia langsingnya adalah makan perlahan-lahan.

Sebuah penelitian juga mengungkapkan, makan perlahan dan dalam potongan kecil akan mengurangi rasa lapar satu jam setelah makan dibanding jika kita makan terburu-buru.

Jika kita makan perlahan, biasanya kita juga minum air lebih banyak sehingga perut terasa lebih kenyang meski asupan kalori yang masuk sedikit.

Penelitian yang dilakukan tim dari Texas ini mengekplorasi kaitan antara kecepatan makan dan asupan kalori. Para responden juga ditanya perasaan lapar dan kepuasan mereka sebelum dan setelah mereka mengubah tempo makan. 

Selama mereka diminta makan dengan perlahan, para responden juga diminta untuk makan dalam potongan kecil, mengunyah dengan benar, dan meletakkan sendok di piring ketika mereka mengunyah. Sebaliknya, di lain waktu mereka diminta makan terburu-buru dan dalam potongan besar.

Selama makan dnegan perlahan, rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi sekitar 88 kalori lebih sedikit dibanding saat makan dengan cepat-cepat. 

"Memperlambat kecepatan makan secara signifikan akan mengurangi asupan energi pada orang dalam kelompok berat badan normal, tetapi tidak pada orang yang kegemukan," kata Meena Shah, salah satu peneliti.

Keuntungan lain dari makan secara perlahan adalah mereka tak mudah merasa lapar beberapa jam setelah makan.

http://female.kompas.com/read/2013/12/31/1022093/Ingin.Langsing.Kunyahlah.Makanan.Perlahan
Sumber :

Editor :
Lusia Kus Anna







Friday, January 3, 2014

Peneliti: Wanita Lebih Berisiko Terkena Hipertensi

Penderita Hipertensi (darah tinggi) sedang diperiksa tekanan darahnya, Ilustrasi
Foto : http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/penderita_hipertensi_darah_tinggi_sedang_diperiksa_tekanan_darahnya_ilustrasi_110211201810.jpg

REPUBLIKA.CO.ID, -- Kaum wanita agaknya perlu waspada akan penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi dibanding pria. Penelitian terbaru di Wake Forest Baptist Medical Center menemukan adanya perbedaan mekanisme tubuh yang menyebabkan wanita lebih berisiko terkena tekanan darah tinggi.  

Sebelumnya, komunitas medis menganggap tekanan darah tinggi disebabkan oleh mekanisme yang sama, baik pria maupun wanita. 

"Ini adalah studi pertama yang menyebutkan jenis kelamin sebagai salah satu elemen pemilihan obat anti-hipertensi," ujar Carlos Ferrario, penulis utama dalam studi tersebut.

Selama sekitar 20-30 tahun ini, kata Ferrario, telah terjadi penurunan angka kematian penyakit kardiovaskuler pada pria yang signifikan. Namun, hal ini tidak terjadi pada wanita. Bahkan, penyakit jantung menjadi penyebab utama kematian di Amerika Serikat. 

Menurutnya, jika diberikan obat yang sama, penderita penyakit jantung pada wanita juga turun seperti yang dialami pria. 

Dalam studi, peneliti membandingkan 100 pria dan wanita usia 53 tahun atau lebih tua yang hanya mengalami penyakit tekanan darah tinggi. Peneliti mengamati faktor-faktor yang menyebabkan tekanan darah tinggi, apakah faktornya berasal dari jantung atau pembuluh darah. Peneliti mengamati zat-zat yang terlibat dalam sirkulasi darah, serta karakteristik hormonal dari mekanisme yang terlibat.

Peneliti menemukan bahwa wanita berisiko 30-40 persen lebih tinggi terkena hipertensi dibandingkan pria. Ada perbedaan secara fisiologis dalam sistem kardiovaskular antara pria dan wanita, termasuk kadar hormon yang terlibat dalam sistem peredaran darah. Hormon ini diduga ikut berkontribusi terhadap tingkat keparahan serta frekuensi penyakit jantung.

Ferrario menyimpulkan hasil menelitian ini sebagai salah satu rujukan agar para dokter lebih memahami metabolisme secara lebih spesifik, sehingga bisa menyesuaikan dosis dan obat yang diperlukan. 

"Kita perlu mengevaluasi dosis dan kombinasi obat untuk membantu menyembuhkan wanita yang menderita hipertensi," kata dia seperti dikutipEurekalert.org.

http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/14/01/02/myrv0l-peneliti-wanita-lebih-berisiko-terkena-hipertensi

Reporter : Dwi Murdaningsih
Redaktur : Hazliansyah