Saturday, December 28, 2013

Wanita Cukup Tidur, Risiko Penyakit Turun


Foto : Shutterstock/ http://assets.kompas.com/data/photo/2013/12/03/1153136shutterstock-110804156780x390.jpg

KOMPAS.com - Jika wanita menghabiskan waktu tidur lebih banyak, jangan terburu-buru menyebut mereka pemalas. Pasalnya menurut sebuah studi baru, kaum hawa memang membutuhkan waktu tidur yang lebih panjang daripada kaum adam.
Para peneliti asal Duke University menemukan, wanita mengalami lebih banyak kerugian baik secara mental dan fisik jika tidak mendapatkan istirahat yang baik. Namun studi tersebut bukan lantas menghalalkan wanita untuk tidur semaunya, tetapi justru meningkatkan kesadaran wanita akan pentingnya cukup tidur untuk menurunkan risiko penyakit jantung, depresi, dan gangguan psikologis lainnya.
Studi yang diketuai oleh psikolog klinis dan pakar tidur Michael Breus ini mengukur kebutuhan tidur baik pria maupun wanita dengan melihat kemampuan mereka untuk bertahan menghadapi kurangnya waktu istirahat. 

"Kami menemukan, wanita lebih mungkin untuk mengalami depresi dan kemarahan saat kurang tidur," ungkapnya.
Banyak faktor biologis yang berperan dalam perbedaan ini. Banyak pakar berpendapat, hal ini berhubungan dengan energi yang dibutuhkan oleh otak wanita lebih besar daripada pria. Wanita, kata mereka, lebih banyak menggunakan otak mereka ketimbang pria.
"Salah satu fungsi utama tidur adalah untuk penyembuhan alami otak. Saat memasuki fase tidur dalam, korteks otak, bagian yang bertanggung jawab atas pikiran, ingatan, bahasa, dan lain-lain, mengalami modus pemulihan," ujar Jim Horne, direktur pusat penelitian tidur di Loughborough University di Inggris.
Semakin banyak otak digunakan saat dalam keadaan sadar, imbuhnya, semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan. Sementara, wanita cenderung untuk melakukan multitasking sehingga lebih banyak menggunakan kapasitas otaknya dibanding pria.
Namun jika pria berpikir lebih banyak selama tersadar, mereka juga membutuhkan tidur yang lebih banyak juga. "Pria dengan pekerjaan yang rumit seperti harus mengambil keputusan berat setiap harinya juga membutuhkan tidur yang lebih banyak dari rata-rata pria lainnya," ungkap Horne.
Penulis : Unoviana Kartika 
Sumber :
Editor :
Wardah Fajri





http://health.kompas.com/read/2013/12/26/1521315/Wanita.Cukup.Tidur.Risiko.Penyakit.Turun


Saatnya Berlari dari Kegemukan



Kompas.com- Tanpa disadari ritme olahraga yang Anda lakukan ternyata keliru. Sehingga, wajar saja target penurunan berat badan tak kunjung tergapai. Berikut dua jenis olahraga dan trik cerdas agar impian Anda memiliki tubuh ramping dua bulan ke depan, segera terpenuhi.
Berolahraga dengan akal sehat
Giat berolahraga memang tak salah. Namun, jangan semerta-merta memaksakan diri untuk berolahraga ekstra keras demi hasil yang maksimal. Disarankan agar Anda memperlakukan tubuh dengan cara yang masuk akal, seperti beri waktu untuk tubuh Anda beristirahat dengan cara yang benar saat melakukan kardio. Sebab, jika Anda terus menerapkan kecepatan tinggi yang sama selama kurun waktu yang ditentukan, bisa jadi kaki akan lebih dulu merasa lelah dan kram, yang kemudian diikuti oleh cidera anggota tubuh lainnya, bila begini bisa dipastikan maka sesi olah tubuh pun terbuang percuma.
Interval kunci tubuh ramping
Setelah melakukan pemasanan, mulailah dengan kecepatan tertinggi Anda, lalu kurangi kecepatan hingga 0.5 mph setiap 15 detik selama satu menit. Selanjutnya untuk memulihkan tenaga, lakukan berjalan selama satu menit. Ulangi lagi interval ketiga (plus pemulihan tenaganya) sebanyak 3 kali sebelum melakukan cooling down. Usahakan Anda melakukan 10 interval.

Sumber : SHAPE; Ian MacNeill "Beginning Runners Handbook"
Editor :
D. Syafrina Syaaf
http://female.kompas.com/read/2013/09/24/1824446/Saatnya.Berlari.dari.Kegemukan