Wednesday, February 4, 2015

Ladies, Ini Alasan Mengapa Harus Memakai Produk Kecantikan Organik


Tips kecantikan
Foto : Womenitely

Produk kecantikan organik dapat membuat kulit Anda lebih baik dibandingkan menggunakan produk yang berbahan sintetis. Mungkin Anda harus lebih cerdas dalam memilih produk kecantikan, karena masih banyak produk yang berlabel organik tetapi masih mengandung bahan sentesis.

Dilansir dari Allwomenstalk, Rabu (4/2) berikut alasan mengapa Anda harus memakai produk kecantikan yang organik.

Penyerapan

Kulit menyerap berbagai rangsangan dari luar, termasuk kosmetik. Hal ini menjadi salah satu alasan agar kulit menyerap bahan kosmetik yang alami, dan tidak menimbulkan efek samping yang buruk.

Kulit sensitif
Kulit sensitif bereaksi sangat mudah dan sulit untuk menemukan kosmetik yang cocok. Jika Anda memiliki kulit sensitif lebih baik menggunakan kosmetik berbahan organik, dan rasakan manfaatnya.

Lingkungan
Bahan kimia bukan hanya berpengaruh buruk terhadap kulit Anda, tetapi juga bagi lingkungan Anda. Zat tersebut merugikan lingkungan, yang hasil pembuangannya dapat menjadi pencemaran lingkungan. Dengan produk organik, bukan hanya baik untuk kulit, tetapi juga lingkungan Anda.

Berkualitas tinggi
Produk kecantikan organik menggunakan bahan-bahan yang berkualitas tinggi. Hal ini jauh dari kemungkinan kulit Anda akan iritasi daripada produk yang berbahan sistesis.
Republika 
Reporter : MGROL32
Redaktur : Winda Destiana Putri

Thursday, January 15, 2015

Hati-hati Ini 3 Pola Makan Yang Menggagalkan Diet

img
Foto : Dok.Thinkstock


 Berbagai metode diet telah diikuti, tapi tak juga bisa mencapai berat badan ideal? Mungkin pemilihan diet Anda yang kurang tepat. Sejumlah peneliti dari Cambridge University telah mengadakan penelitian, yang dipimpin oleh Tanya Byron, seorang psikolog klinis yang telah berpengalaman selama 25 tahun.

Dari hasil pengamatannya terhadap 75 responden dengan berat badan berlebih, ditemukan bahwa satu pola diet belum tentu cocok diterapkan untuk semua kondisi tubuh. Seperti dikutip dari Daily Mail, tim penelitinya menjelaskan bahwa kunci untuk sukses dengan diet penurunan berat badan adalah dengan memahami kondisi biologis dan kebutuhan khusus masing-masing orang. Mulai dari level hormon pengatur hasrat makan di dalam tubuh, faktor genetik hingga kepribadian.

Untuk mengetahui pola diet yang tepat untuk berbagai kondisi, para responden dibagi menjadi tiga kelompok dan diharuskan menjalani tiga pola diet yang berbeda selama tiga bulan. Setelah periode penelitian berakhir, terungkap bahwa ada tiga tipe pola makan yang paling umum. Pertama adalah emotional eaters, kedua feasters dan ketiga constant cravers. Seperti apa kebiasaan makan mereka dan diet apa yang paling cocok diterapkan? Berikut penjelasannya.

1. Emotional Eaters
Mereka yang masuk dalam kelompok ini, makan karena alasan psikologis dan memilih makan junk food saat merasa gelisah, sedih, stres atau depresi. Tipe ini umumnya tidak terlalu memedulikan seberapa banyak makanan yang masuk ke dalam mulut mereka selama ini bisa mengalihkan fokusnya dari emosi negatif. Para emotional eaters sangat berpotensi mengalami kegemukan atau obesitas karena minimnya kontrol terhadap nafsu makan. 

Studi yang dilakukan Tanya bersama timnya menemukan bahwa cara yang paling efektif untuk menurunkan berat badan adalah bergabung dalam grup yang beranggotakan orang-orang dengan tujuan sama; bebas dari emotional eating dan ingin punya tubuh ideal. Bersama-sama, pola diet akan diatur, kalori dikontrol dan dibuatkan program latihan yang efektif turunkan berat badan. Para emotional eaters membutuhkan dorongan semangat dari orang-orang di sekitarnya agar terus terpacu menjalani pola makan sehat. Dukungan dari teman, orangtua atau kekasih juga bisa mengingatkan mereka kala makan berlebihan karena stres.

2. Feaster
Berasal dari kata 'feast' yang berarti pesta, 'feaster' diibaratkan sebagai orang yang suka datang ke pesta. Apa hubungannya dengan kebiasaan makan dan pola diet? Ketika makan, suatu hormon di dalam perut biasanya akan mengirimkan sinyal kuat ke otak untuk memberitahu kapan perut sudah kenyang. Tapi pada orang yang masuk dalam golongan feaster, jumlah kadar hormon yang dinamakan GLP-1 ini lebih sedikit diproduksi tubuh. Artinya, sinyal kenyang ke otak lebih lemah ketimbang orang dengan kadar GLP-1 normal. Akibatnya mereka akan terus makan tanpa sadar kalau makanan yang disantapnya sudah berlebihan.

Untuk menurunkan berat badan, feaster memerlukan diet yang di dalamnya terdapat makanan yang bisa meningkatkan produksi GLP-1. Disarankan memperbanyak makanan tinggi protein dan kadar glikemik indeksnya rendah (tidak menyebabkan lonjakan dan penurunan drastis glukosa) karena telah terbukti secara ilmiah meningkatkan produksi hormon-hormon vital bagi tubuh. Jenis makanan ini juga membuat perut lebih cepat kenyang dan terasa penuh sehingga hasrat makan lebih terkontrol.

3. Constant Craver
Tipe ini tidak pernah kenyang, ia merasa kelaparan setiap waktu. Para ilmuwan meyakini hal ini disebabkan karena faktor genetik yang membuat seseorang selalu lapar. Pola diet yang dilakukan secara konstan setiap hari kurang tepat diterapkan pada constant craver, karena rasa laparnya juga dialami setiap hari. Tanya menyarankan untuk melakukat diet 5:2, atau di Indonesia biasa disebut puasa Senin-Kamis. Ide utama dari konsep ini adalah lima hari makan dengan asupan kalori normal (1800 - 2000 kalori per hari) dan dua harinya lagi berpuasa, atau hanya makan seperempat dari kebutuhan kalori harian. Kira-kira 500 kalori untuk wanita dan 600 kalori untuk pria. Makanan yang diasup tidak memiliki ketentuan dan batasan tertentu, namun sebaiknya rendah karbohidrat dan memperbanyak protein tanpa lemak juga serat. 

Hestianingsih-Wolipop

http://wolipop.detik.com/read/2015/01/14/142208/2803183/849/3-pola-makan-yang-buat-berat-badan-sulit-turun-dan-diet-yang-dianjurkan